Kelebihan - Kerugian (Risiko) Reksadana
Hallo. Gans. Jika pada postingan sebelumnya saya membahas pengertian dan cara kerja reksadana, kali ini saya ingin membahas kelebihan dan kerugian (risiko) reksadana. Check this out!!
Sebelum membahas lebih lanjut tentang kelebihan dan kerugian reksadana, saya ingin kita semua memahami terms dalam beerinvestasi reksadana. Banyak di luar sana yang langsung saja investasi tanpa memahami terms reksadana. Terms investasi reksadana antara lain:
-Modal 100% dari investor
-Resiko 100% ditanggung oleh investor
-Segala biaya ditanggung oleh investor (biaya penjualan, pembelian, transaction fee di platform investasi)
-Manajer investasi menerima management fee sebesar (0-3.5% dari dana kelolaan) mau rugi atau untung
Dengan terms di atas, apakah masih layak berinvestasi di reksadana? Mari kita bedah keuntungan dan kerugian (resiko) reksadana.
KEUNTUNGAN INVESTASI DI REKSADANA
1. Starting modal yang sangat kecil
Kamu bisa berinvestasi di reksadana dengan modal yang sangat kecil yaitu Rp 100.000. Bahkan ada beberapa RD yang bisa dibeli dengan hanya 10 ribu rupiah. Untuk latihan investasi sangat cocok. Di dalam reksadana terkandung beberapa produk investasi yang starting modalnya sangat besar. Contohnya saham, kamu perlu minimal 500 ribu - 1 juta utk membuka akun saham di sekuritas. Walaupun ada juga beberapa sekuritas yang mensyaratkan hanya 100k utk buka akun. Contoh lain obligasi, kamu perlu uang sekitar 50jt utk bisa berinvestasi di obligasi jangka panjang. Atau kalau mau berinvestasi di obligasi jangka pendek pemerintah bisa dimulai dengan 1 jt. Dengan reksadana, kamu bisa berinvestasi di kedua produk obligasi dan saham dengan murah.
2. Diversifikasi
Don't put your egg in one basket. Utk mengurangi resiko, usahakan selalu diversifikasi (berinvestasi ke beberapa produk). Nah, reksadana memfasilitasi itu lho. Misal, RD campuran produknya akan terdiversifikasi antara obligasi dan saham. Bahkan di saham sendiri juga akan terdiversifikasi lagi ke beberapa saham.
3. Cocok untuk investor instan
Segala persoalan tentang investasi akan diatur oleh manajer investasi. Kamu tinggal membeli unit reksadana dan duduk menikmati. Sangat cocok bagi investor yang sibuk, ingin simpel dan kurang paham tentang investasi di pasar efek.
KERUGIAN (RESIKO) INVESTASI DI REKSADANA
1. Manajer Investasi yang tidak perform
Sekarang ini, sudah jadi berita biasa kalau ada beberapa MI yang asal-asalan dalam mengelola uang dari investor. Walaupun mereka memiliki sertifikat, tetapi masih sering ditemukan MI yang kurang amanah dan kurang kompeten. Mungkin karena terms modal 100% dari investor lah, beberapa MI secara sembrono mengelola uang dari investor. Rugi atau untung ya mereka tetap dapat management fee. Contoh, kasus reksadana saham yang dikelola Narada Aset Manajemen baru-baru ini. Dalam 2 hari saja, nilai reksadanya turun di atas 40%. Misal kamu investasi 100jt, sekarang nilainya tinggal 50-60jt. Agar investasi kamu balik modal maka return investasi harus sebesar 67-100%. Setelah berjalannya waktu ternyata terkuak apabila kasus penurunan nilai Reksadana ini disebabkan karena permainan manajer investasi di saham-saham yang tidak memiliki fundamental baik (saham gorengan). Artinya, manajer investasi tersebut tidak kompeten dan cukup sembrono dalam mengelola uang nasabahnya.
Oleh karena itu, pilihlah manajer investasi yang sudah terbukti memiliki kinerja baik. Manajer investasi yang bagus biasanya memiliki ciri-ciri:
-Sudah berdiri cukup lama
-Memiliki AUM (asset under management) yang besar
-Expense ratio (biaya pengelolaan) yang kecil
-Strategi investasi yang mengutamakan fundamental
Risiko ini merupakan risiko turunan dari underlying asset. Maksud dari likuiditas adalah kemudahan untuk dikonversi ke bentuk uang cash. Seperti yang kita ketahui bahwa dana kelolaan Reksadana akan diinvestasikan ke dalam beberapa kelas aset, seperti: deposito, obligasi, dan saham. Selain itu, untuk tiap kelas aset, akan didiversifikasi lagi ke beberapa produk (obligasi jangka panjang, obligasi jangka pendek, saham bluechip, saham second liner, saham third liner, dll). Setiap kelas aset dan produknya memiliki karakteristik likuiditas yang berbeda. Ada yang sangat liquid (bisa dikonversi ke cash dalam waktu singkat), ada yang kurang liquid (penjualan perlu beberapa hari). Likuid/tidaknya aset di reksadana akan mempengaruhi waktu redemption (pencairan) reksadana anda.
3. Risiko Volatilitas
Risiko ini juga merupakan risiko turunan dari underlying asset reksadana. Maksud dari volatilitas adalah tingkat fluktuatif (naik-turun) harga instrumen investasi. Seperti yang kita pahami bahwa dana kelolaan reksadana akan diinvestasikan ke beberapa kelas aset sesuai dengan jenisnya. Setiap kelas aset tentunya memiliki karakteristik volatilitas yang berbeda. Jika diurutkan kelas aset dari yang paling less volatile, urutannya sebagai berikut: deposito -> obligasi -> -> saham. Oleh karena itu jika kamu berencana berinvestasi di reksadana, harus pertimbangkan juga tingkat volatilitasnya. Jika investasi di reksadana saham ya harus siap kalau harganya naik-turun dengan drastis.
3. Risiko Volatilitas
Risiko ini juga merupakan risiko turunan dari underlying asset reksadana. Maksud dari volatilitas adalah tingkat fluktuatif (naik-turun) harga instrumen investasi. Seperti yang kita pahami bahwa dana kelolaan reksadana akan diinvestasikan ke beberapa kelas aset sesuai dengan jenisnya. Setiap kelas aset tentunya memiliki karakteristik volatilitas yang berbeda. Jika diurutkan kelas aset dari yang paling less volatile, urutannya sebagai berikut: deposito -> obligasi -> -> saham. Oleh karena itu jika kamu berencana berinvestasi di reksadana, harus pertimbangkan juga tingkat volatilitasnya. Jika investasi di reksadana saham ya harus siap kalau harganya naik-turun dengan drastis.
Komentar
Posting Komentar