Kisah Ronald Read (Inspirasi Sukses di Pasar Modal)

Ronald Read
Ronald Read merupakan seorang investor saham dan filantropis asal Amerika Serikat. Sebagai seorang investor kekayaannya jelas kalah jauh dibandingkan Warren Buffet. Sebagai seorang filantropis juga donasinya tidak sebesar Bill Gates. Tapi ternyata kisah hidupnya sebagai seorang investor dan filantropis sangat inspiratif. Kisahnya membuktikan bahwa semua orang bisa sukses di pasar modal.

PERSONAL LIFE
Read lahir pada tahun 1921 di Vermont, di lingkungan keluarga petani yang kurang terdidik secara formal. Dia merupakan orang pertama di keluarganya yang lulus dari SMA. Setelah lulus, dia masuk ke pasukan perang dunia ke-2 AS dan bertugas di Italia. Setelah perang dunia berakhir tahun 1945, Read kembali ke Vermont. Di tahun 1954 (usia 33) dia mulai bekerja sebagai petugas pengisian BBM dan montir di Haviland's Service Station, salah satu SPBU disana. Dia bekerja di SPBU tersebut selama hampir 25 tahun hingga 1979.

Pada umurnya yang sudah menginjak 58 tahun, dia memutuskan pensiun. Tapi, ternyata pensiunnya hanya bertahan 1 tahun. Pada tahun 1980, dia bekerja kembali di salah satu department store perusahaan JC Penny sebagai tukang bersih-bersih. Dia bekerja disana selama 17 tahun. Dia pensiun total di tahun 1997. Read meninggal dunia pada 2 Juni 2014 di usianya yang ke-93. Setelah dia meninggal, barulah kisah hidupnya yang sangat inspiratif terbuka.

Di akhir hidupnya dia meninggalkan kekayaan sebesar 8 juta dollar (setara dengan sekitar 100 milliar rupiah), 6 juta dollar dia sumbangkan ke rumah sakit dan perpustakaan, sementara sisanya dia wariskan ke anak dan teman baiknya. FYI, menurut statistik tahun 2016, jumlah orang di US yang memiliki kekayaan > 5 juta dollar hanya 0.45%. Artinya, Read masuk ke kelompok top 0.45%.

Bagaimana bisa seseorang yang bekerja sebagai petugas pengisian bbm dan tukang bersih-bersih bisa mengumpulkan kekayaan sebanyak ini? Rahasia kekayaan Read ternyata oh ternyata, adalah sejak tahun 1959 sudah aktif berinvestasi saham. Dia menyisikan upah yang diterimanya lalu ia investasikan ke saham dengan rajin. Dengan waktu dan efek compound, jadilah kekayaan Read sebanyak itu.

STRATEGI
Well, strategi Read untuk mencapai kekayaan sebanyak itu ternyata sangat simpel. Walaupun keliatannya simpel, tapi saya sadar strateginya tidak mudah dilakukan. Strateginya:

1. Hidup hemat
Read dikenal keluarga dan temannya sebagai sosok yang sangat hemat. Ada cerita dari temannya, misalkan ada pertemuan di sebuah gedung, dia sering parkir mobil agak jauh dari gedung tersebut ke tempat lain untuk menghindari biaya parkir. Tingkat hematnya sampai seperti itu. Hidupnya yang hemat ini untuk menghindari pengeluaran-pengeluaran tidak perlu, sehingga dia bisa menyisihkan uang lebih banyak untuk berinvestasi saham.

2. Investasi Saham Bluechip
Sambil menjalankan hidup hemat, Read juga rajin berinvestasi di saham-saham perusahaan besar (bluechip) yang rajin membayarkan dividen, seperti: P&G, JP Morgan, GE, Dow Chemical, Smuckers, CVS Health, Johnson & Johnson, PG&E, dll. Dividen yang dibagikan perusahaan- perusahaan ini tidak ia gunakan untuk foya-foya. Melainkan ia gunakan untuk diinvestasikan kembali. Teknik ini ia lakukan bertahun-tahun hingga efek compound yang ajaib terjadi. Saat meninggal, dia memegang saham tak kurang dari 95 perusahaan. Berbeda dengan Warren Buffet yang sangat teliti dalam berinvestasi (membaca laporan keuangan, dll), teknik investasi Read sangat simpel. Read cukup membeli saham perusahaan yang besar atau perusahaan yang dia gunakan produknya. Screeningnya hanya dari dividen dan nama besar perusahaan.

Apakah investasinya pernah boncos? Pernah. Contohnya dia memegang saham Lehman Brothers. Seperti kita ketahui, salah satu investment bank terbesar di USA ini dinyatakan bangkrut akibat krisis 2007-2008 lalu.

BOTTOM LINE
Kekayaannya mungkin tidak sebanyak Warren Buffet. Harta yang ia sumbangkan mungkin tidak sebesar Bill Gates. Tapi, kisah hidupnya sangat inspiratif. Read yang "hanya" seorang tukang bersih-bersih toko mampu mengumpulkan kekayaan hingga masuk Top 0.5% US. Hidupnya yang hemat bukan berarti dia tidak enjoy. Sebaliknya, Read sangat menikmati hidupnya yang bersahaja, tidak terjebak pada Rat Race. Dia menghabiskan uangnya sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebahagiaannya.

Teknik investasi saham Read sungguh simpel. Cari perusahaan besar bagus yang bagi dividen lalu re-investasi. Lakukan berulang-ulang hingga keajaiban compound effect terjadi. Walaupun mungkin butuh waktu belasan hingga puluhan tahun.

Kisah Ronald Read membuktikan bahwa orang yang tidak punya pekerjaan dan pendidikan yang tinggi pun bisa sukses di dunia saham. Kisah ini memotivasi kita juga bahwa orang yang tidak pakai analisis macam-macam saja bisa sukses, masa kita yang sudah menganalisis tidak bisa sukses? Kisah Read mengajarkan bahwa kunci sukses di dunia saham hanya satu yaitu sabar. Seperti kata Warren Buffet "the stock market is a device for transferring money from the impatient to the patient". 

Kisahnya di bidang filantropis pun tak kalah menginspirasi. Kekayaan yang dia kumpulkan puluhan tahun ternyata sama sekali tidak ditujukan untuk dinikmati sendiri. Melainkan ditujukan untuk kepentingan sosial dan keluarganya. Saya pun teringat pernyataan dari seorang ulama, Buya Hamka "Kalau hidup hanya untuk hidup maka babi di hutan juga hidup, kalau bekerja sekedar bekerja maka kera juga bekerja”. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama.

Terima kasih Ronald Read atas inspirasinya. Kisahmu akan selalu kami kenang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Porositas dan Permeabilitas

Krisis Finansial 2008 (Penyebab dan Dampak)

Ghawar Oilfield, Lapangan Minyak Terbesar di Dunia