Warning!!!! Jangan Investasi Dulu Sebelum Kamu Melakukan 5 Hal Ini

Halo, Gans. Di zaman sekarang, awareness masyarakat Indonesia untuk berinvestasi semakin meningkat. Jumlah investor di pasar modal, pasar uang, maupun sektor riil terus mengalami pertumbuhan (data dari BEI, BPS, OJK). Namun, sayangnya masih sering kita dengar banyak orang yang tertipu investasi bodong. Banyak sekali korban berjatuhan dari penipuan berkedok investasi ini. Kedoknya pun bermacam-macam, ada yang berkedok syariah, jual beli emas, jualan alat kesehatan, MLM Ponzi, dll. Kalau sudah ketipu begitu, hampir 100% uang investor tidak akan kembali. Niatnya investasi cari untung, malah jadi buntung.  Investasi bukanlah hal main-main. Ini menyangkut uang dan bisa jadi ada masa depan yang dipertaruhkan disitu. Oleh karena itu, sebelum kamu terjun berinvestasi, saran mimin lakukan atau persiapkanlah 5 hal ini terlebih dahulu. Yuk simak!!

1. PERBAIKI MINDSET
Investasi bukan cara instan jadi kaya. Investasi merupakan kegiatan memanfaatkan sumber daya keuangan untuk memaksimalkan compound effect. Contoh dari compound effect adalah bola salju yang menggelinding dari ketinggian. Pada awalnya bola yang menggelinding turun berukuran kecil, lalu bersentuhan dengan permukaan salju, ada salju yang ikut terbawa, hingga seiring waktu ukuran bola salju ini semakin besar. Konsep bola salju ini yang harus ditanamkan pada saat berinvestasi. Memulai dengan modal kecil (It’s okay), lalu mendapatkan keuntungan, masukkan keuntungan tersebut untuk diinvestasikan kembali, lakukan terus berulang untuk timeframe waktu yang lama, niscaya you will be shocked by the result.

Ada yg dikenal dengan istilah Rule of 72. Untuk setiap 1% keuntungan investasi per tahun yang diinvestasikan kembali (compound effect), waktu yang dibutuhkan agar uang kamu menjadi 2x lipatnya sekitar 72 tahun. Misal, investasi kamu return per tahunnya konsisten 10% dan kamu pun selalu menginvestasikan kembali return yg didapatkan, maka waktu yg dibutuhkan utk uang itu menjadi 2x lipatnya = 72/10 tahun, sekitar 7.2 tahun. Jadi setiap, 7.2 tahun akan terus berganda. Sungguh bullshit investasi yg menjanjikan return 100% per tahun, apalagi 1% per hari. Menurut saya, investasi yang menjanjikan return di atas 20%/per tahun saja sudah harus dicurigai. Warren Buffet, investor terkaya di dunia, compund rate dari investasinya hanya sekitar 20%/tahun.

Saya akan mensimulasikan untuk membuktikan kekuatan dari compound effect pada investasi. Selain itu, simulasi ini juga akan membuktikan bahwa dibutuhkan timeframe yang lama agar investasi kamu menunjukkan hasil. Simulasi investasi ini menggunakan modal 10 juta rupiah secara lumpsum (sekali di awal) yang keuntungannya terus diinvestasikan selama 50 tahun untuk beberapa return yang berbeda (5%-20%). Berikut hasil simulasinya:


Dari simulasi tampak bahwa dengan modal 10 juta yang diinvestasikan selama 50 tahun di produk dengan return 20% secara compound maka hasilnya bisa jadi 90 milyar atau 9000 kali lipat!! Namun, hasil investasinya baru tampak beda signifikan setelah 30 tahun ke atas.
Kesimpulan: mulailah investasi sekarang dan gunakanlah pandangan jangka panjang.

2. PERBAIKI CASHFLOW
Cashflow = pemasukan - pengeluaran. Apabila cashflow bulanan kamu masih minus, mending jangan investasi dulu. Perbaiki dulu casflow yang masih minus itu. Caranya, tambah pemasukan atau kurangi pengeluaran. Kenapa memperbaiki cashflow penting sebelum berinvestasi? Investasi itu timeframenya panjang dan kontinu. Kalau cashflow kamu masih minus, kemungkinan besar investasimu sebentar-sebentar akan diambil, entah untuk bayar utang atau membiayai pengeluaranmu.

3. LUNASI UTANG KONSUMTIF JANGKA PENDEK
Apabila kamu masih memiliki utang konsumtif yang sifatnya jangka pendek dan bunganya besar seperti credit card, pinjol, KTA. Mending lunasi utang itu dulu deh, sebelum terjun investasi. Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa return investasi 10%-20% per tahun sudah sangat bagus. Kamu tahu kan bunga CC dan pinjol? Bunga CC rata-rata 20-an % per tahun. Yang pinjol lebih menyengsarakan lagi. Bunganya bisa 20%-an per bulan. Kalo kamu lebih mentingin investasi daripada lunasin utang konsumtif jangka pendek yang bunganya lebih besar dari return investasi, analoginya seperti maju satu langkah mundur dua langkah.

4. MENYIAPKAN EMERGENCY FUND (DANA DARURAT)
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada investasi kita. Paling buruknya, bisa saja nilainya turun drastis dalam waktu yang singkat. Agar kehidupan kita tidak terganggu apabila investasi tidak sesuai yang diharapkan, siapkanlah emergency fund (dana darurat). Misalkan kamu punya kebutuhan penting dan mendadak, kamu bisa gunakan dana darurat ini tanpa menarik/withdraw investasimu. Kamu bisa juga memanfaatkannya untuk membeli investasi yang sedang turun (discount). Besaran dana darurat ini sangat relatif ya karena bergantung pada kebutuhan orang. Saya sendiri menetapkan dana darurat sekitar 4-6 x pengeluaran bulanan.

5. EDUKASI SEBELUM DAN SELAMA BERINVESTASI
Inilah hal paling utama yang harus dilakukan investor sebelum berinvestasi. Kita harus mengedukasi diri terkait investasi yg dilakukan. Edukasi diri penting untuk mencegah kerugian dan memaksimalkan return. Jangan sampai kamu investasi hanya bermodalkan ikut-ikutan, tanpa tahu tujuan dan “cara main” investasi tersebut. Pelajarilah fundamental dari investasi, sebelum kamu terjun. Fundamental itu sangat penting, agar kita tidak seperti membeli kucing dalam karung. Ada 3 hal yang harus ditingkatkan selama berinvestasi yaitu KNOWLEDGE, MIND, dan MONEY MANAGEMENT.

a. KNOWLEDGE
merupakan pengetahuan atas investasi tersebut. Yang termasuk dalam pengetahuan, seperti kemampuan teknis (membaca laporan keuangan, prospektus), pengetahuan bisnis dan finance, pemahaman fundamental, analisis teknikal. Cara apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan knowledge (pengetahuan)? Kamu bisa mengedukasi diri dengan membaca buku, nonton kanal investasi, mendengarkan podcast, datang seminar, gabung grup diskusi investasi, mengikuti kursus, dll.

b. MIND
aspek ini lebih masuk ke non-teknis yang terkait dengan emosional. Menurut saya, percuma saja apabila kita memiliki knowledge yang bagus, tapi emosional masih belum terkendali. Misalkan, liat harga saham turun sedikit, langsung panik lalu jual. Bagaimana cara mengatur emosi? Tidak seperti knowledge yang bisa dipelajari, emosi ini lebih abstrak. Kita tidak bisa mempelajari emosi melalui buku atau seminar. Kita hanya bisa belajar mengendalikan emosi melalui pengalaman. Kita harus merasakan dan mengalaminya sendiri. Oleh karena itu, mulailah investasi sejak muda, tak apa dengan nominal sedikit, supaya kita mengalami exposure investasi sedini mungkin. Makin muda mulai investasinya, makin banyak pengalaman tentunya. 

c. MONEY MANAGEMENT
aspek yang ketiga ini kaitannya tentang pengaturan uang. Apa saja yang termasuk money management? Anggaran untuk investasi, portofolio investasi (berapa persen saham/obligasi), teknik averaging up/down, berapa besar cutloss yang mampu diterima, di harga berapa akan take profit dll.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Porositas dan Permeabilitas

Metode Numerik dalam C++: Metode Bagi Dua

Krisis Finansial 2008 (Penyebab dan Dampak)